He.. ini kadang kita temui disekolah. Bahkan ada sekolah yang memang secara khusus mengagendakan untuk mengadakan tugas liburan sekolah (TULIP) dengan beban yang berjubel yang berisi materi atau mengerjakan soal yang begitu banyaknya atau proyek-proyek yang dikerjakan di rumah dengan semua materi pelajaran yang ada.
Maksudnya baik sih... untuk memberikan situasi agar anak tidak terlalu banyak main dan tetap dalam kondisi belajar di rumah, ketika dia masuk sekolah tidak begitu kaget dengan pelajaran yang ada. Maksud ini dari pihak guru atau sekolah...!?! Namun apakah kita pernah bertanya kepada anak bagaimana beban anak ketika dia sedang ingin menikmati liburnya. Tentunya jawabnya mengeluh, borring dan lain sebagainya walau ada juga anak yang berhati malaikat dengan senang hati akan mengerjakan TULIP dengan baik.
Jika situasinya sudah seperti ini maka orang tua yang di rumah menjadi agak repot, karena orang tua yang akan memaksa anak untuk mengerjakan tugas liburan, ketika ada orang tua yang tidak sabar, maka orang tua yang tidak bertanggung jawab akan mengerjakan tugas liburan itu sendiri, dengan alasan dari pada bosan menyuruh anak untuk mengerjakan ya saya kerjakan sendiri saja...!?!
Dalam masalah ini tentunya komunikasi antara orang tua, anak dan guru bahkan sekolah harus berjalan dengan baik sehingga TULIP yang tujuan utamanya adalah baik akan berkesan tidak baik,karena tanpa memandang segi psikologis anak. Walaupun memang diras perlu TULIP karena membiarkan anak berkeliaran tanpa tujuan di rumah juga tidak mendidik.
Jadi lebih baiknya memang tugas liburan yang di buat oleh guru tidak terlalu membebani siswa atau dengan kata lain tidak terlalu menggangu liburan siswa. Karena sebenarnya dengan liburan ini sangat banyak manfaatnya bagi siswa misalnya akan mengurangi ke jenuhan belajar di sekolah, dan diharapkan setelah masuk akan ada wajah baru yang ceria menghadapi pelajaran, dengan tanpa beban pelajaran yang menumpuk atau tugas liburan yang belum di kerjakan.
TULIP yang menggembirakan perlu di coba misalnya memberikan tugas menanam tumbuhan untuk pelajaran IPA, membuat cerita liburan untuk pelajaran bahasa indonesia, mpergi ke masjid atau mengaji di Masjid untuk pelajaran agama, sehingga tugas liburan terasa seperti bermain tidak hanya mengerjakan soal-soal yang sudah dikerjakan di sekolah.
Mari kita bersama belajar (khususnya saya) memandang tugas belajar juga dari segi anak tidak hanya dari segi guru saja. Kasihan anak ketika terlalu banyak beban belajar, dengan hasil yang tidak jauh berbeda dengan di beri tugas TULIP tadi.
Mungkin kata orang ini hanya teori, tapi memang teori yang layak kita kaji.
0 komentar:
Poskan Komentar Anda di sini dengan baik dan sopan
Sangat kami tunggu komentarnya dengan dengan cara klik tanda panah open ID atau tulis Nama dan alamat URL/Website/Gogle + Anda (jika punya) jika tidak kosongkan saja. Tunggu konvirmasi persetujan dari Admin.