Berusaha untuk Belajar bagaimana kita harus belajar dengan penuh kesabaran, kerja keras, cerdas dan Ihklas

  • Prestasi tiada Henti

    Prestasi Tiada Henti

    Semangat untuk menjadi guru adalah ketika muridnya berprestasi, mari kita saling berlomba untuk membuat prestasi bagi negeri tercinta ini

    Read More
  • ICT dalam Pembelajaran

    ICT Dalam Pembalajaran

    Dengan teknologi hidup lebih serasi, hidup lebih mudah dan bergairah, dengan Teknologi kita lebih mandiri

    Read More
  • Pendidikan Butuh Proses

    Pendidikan Aset Masa Depan

    Berbicara pendidikan tidak ada habisnya tat kala kita mengerti dan mengetahui manusia adalah sebagai pendiddik dan murid ayo kita belajar dan belajar

    Read More
  • Pembelajaran IPA yang Bermakna

    IPA Ilmu paling Asik

    IPA adalah Ilmu Paling Asyik itulah yang kurasakan semakin aku mempelajarinya semakin aku tertarik padanya, dan aku sekarang jatuh cinta, Bagaimna dengan Anda?

    Read More
  • Pendidikan Karakter

    Pendidikan Berkarakter

    Untuk memperbaiki Negeri Ini kita butuh anak yang berprestasi, berkarakter dan berakhlak mulia

    Read More
Home » » Ayo Milih Mana Raport Tulis Tangan atau Raport Print-printnan?

Ayo Milih Mana Raport Tulis Tangan atau Raport Print-printnan?


Saya dulu memiliki murid pindahan dari Australia tepatnya tahun 2004 atau 2005 dia tidak memiliki raport seperti di Indonesia yang harus menulis tangan. Rapornya diganti dengan beberapa kumpulan print-printna portofolio dari anak hasil belajar anak tersebut, tapi mohon maaf saya sudah lupa isinya apa saja.
Jika kita bandingkan dengan raport di Indoenisia pada umumnya kita memang beda sih kita harus menulis raport itu dengan tangan yang lumayan capek, dan repotnya jika salah kita harus menggantinya. lebih report laghi jika baliknya sudah ada tanda tangan kepala sekolahnya kita harus mengganti juga raport tahun lalu dan minta bantuan wali kelas yang dulu agar tulisannya sama. Apalagi jika kepala sudah pindah tambah pusing lagi tuh.
Namun begitu kata orang memang ada seninya dan kata temanku ada seninya ada juga yang menagtakan ada sejarahnya dengan menulis dengan tangan. Ada benarnya juga sih, selai itu raport juga sudah terfile dengan khusus sehingga tidak akan tercecer. Atau jika dinilai keaslianya juga lebih berbeda bila dibanding dengan print-printnan.
Di atas ada Gambar raport yang saya kopi dari situs (http://autisfamily.blogspot.com). Menurut saya gurunya luar biasa biosa dibayangkan jika jumlah anak lebih dari 40 wah bisa pegel-pegel ya...tapi yo tidak apa-apa memberi rizki tukang pijit, atau malah pahala lebih banyak karena kerja kerasnya lebih dibanding dengan raport yang hanya ditulis dengan angka2 saja.
Berbicara masalah ini kemarin saya Facebookan dengan dengan guru yang banyak memilki pengalaman dengan hal ini, dan memiliki produk aplikasi pendidikan yang bagus-bagus yaitu Bapak Muhamad Khotib,di sekolahnya dan beberapa sekolah negeri di daerahnya sudah menggunakan raport print-prinan mungkin lebih mudah dan cepat kali. Saya juga berpikir juga begitu kita bisa membuatnya dengan program ofice atau program lain dan lebih cepat dibandingkan dengan menulis tangan, di sekolahku juga sudah tapi hanya untuk laporan nilai yang sementara.
Dengan raport model seperti ini jika ada kesalahan juga mudah menggantinya tidak report banget tinggal print selesai. Walau ada kelemahan jika menggeprintnya tidak menggunakan tinta yang bagus bisa lunturkan jika kena air. Tapi kata pak Muhammad khotib sudah di lapisi dengan pembungkus kedap air jadi ya tetap aman saja.
Wah ini sebenarnya gagasan bagus bagi sekolah yang belum menerapkannya. Walau begitu masih menjadi kontra antara guru yang menghendaki raport jenis lembaran/portofolio yang print-prinan dan raport manual tulis dengan tangan dengan argument masing-masing.
Atau ada juga model sekolah saya jaman dulu yang menggabungkan keduanya ada portofolio bagi anak dan juga ada raport bertuliskan tangan. Capek deh... kata sebagian gurunya. Tapi kata orang jangan dinilai capeknya tapi bagaimana memberikan yang terbaik bagi anak didiknya apalagi jika dinilai dari ibadahnya(teori ya..?). masih ingat prajab katanya (pelayanan prima).
pemilihan menggunakan raport mana, semuanya tentunya tidak lepas dari penentu kebijakan di sekolah masing-masing karena jika tidak ada kebijakan kita sebagai guru biasa tidak bisaa to melangkah. Nah disinilah butuh musyawarah.
Nah sekarang tinggal pilih mana sekolah kita pilih raport dengan tulisan tangan atau model print-printnan. Terserah sama pimpinan Anda. Oh ya Ada yang bertanya temanku tolong di jawab oleh teman yang baca. Bagaimna Efektifitas raport di sekolah untuk menjadi laporan hasil belajar Anak didik??
Semoga bermanfaat tulisan ini. Oh ya yang sependapat dengan raport print-printan berarti seide, yang belum juga ya mungkin bisa beri alasan di sini. maaf juga jika ada salah ketik dan bahasa. terimaksh jika mau berkomentar atau menambah gagasan lain di sini.

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbitkan oleh Mr-Widi

4 komentar:

amaq aziz mengatakan...

sebenanya kalo alasan ada yang dikenang dan menjadi sejarah, rapor dg print2an pada posisi yang sama, tetap bisa dikenang. malah di era digital sekarang ini, saat gerakan paperless semkin gencar, memang sudah sebaiknya untuk efektifitas kerja dan efisiensi sekolah mesti pake rapor prin2an gitu. sekolah di sini juga beberapa begitu, tapi di sekolah dasar di tempet saya belum mau nyoba. masih sangat tradisional cara berpikir mereka. salam pak guru

Mr Widi mengatakan...

Iya sih..aku malah terngiang dengan raportku di kuliah yang semuanya print-printan dari pada raport SD-SMP. Masih ingat kata kata2 mbakku yang selalu mengambil raportku..dulu malah bilang gini .."jo percoyo biji raport,wis diunggahke kabeh bijine??" jika tak pikir sekarang jadi guru..ada benarnya juga..he2

BURSA KERJA KHUSUS SMK NEGERI 7 SEMARANG mengatakan...

Mengenai efektifitas, jelas efektif, waktu 2 hari menulis raport denganan deskripsi kemajuan belajar siswa jelas sangat tidak mungkin, dengan sistem yang dibuat, wali kelas/guru tinggal memasukkan nilai atau parameter penilaian, hasil tiap anak akan ada deskripsi kemajuan belajar masing masing. Nanti saya share di tempat saya ada. Cukup pakai excel dan word

Haryanto mengatakan...

nek saya milih yang diprint, tidak capek nulis he he..

Poskan Komentar Anda di sini dengan baik dan sopan

Sangat kami tunggu komentarnya dengan dengan cara klik tanda panah open ID atau tulis Nama dan alamat URL/Website/Gogle + Anda (jika punya) jika tidak kosongkan saja. Tunggu konvirmasi persetujan dari Admin.

Popular Posts

 
Support : Beranda |
| Copyright © 2009. GURU IPA PATI - All Rights Reserved
Template Modify Mr.Widi | mastemplate
Proudly powered by Blogger Team